Edukasi
Apa sebab remaja tawuran?

Penyebab Maraknya Tawuran Antar Pelajar. Pelajar adalah harapan bangsa, yang dididik untuk menjadi bibit unggul. Dengan harapan paar pelajar kelak akan memimpin bangsda ini ke level yang lebih maju. Namun belakangan ini keadaan negeri ini sangatlah miris. Terjadi aksi anarkis dan kekerasan yang terjadi di kalangan penerus bangsa. Jika perseteruan tersebut hanya sebatas perseteruan antar anak sekolah mungkin akan berakhir dengan damai. Pada faktanya untuk penyelesaian pertikaian antar pelajar sekarang berujung pada liang lahat. Banyak pelajar yang meninggal dunia karena perseteruan yang berujung tawuran. Aksi para pelajar sangat meresahkan. Masyarakat sangat enggan untuk ikut campur dalam meredakan aksi mereka.
Aksi yang mereka telah lakukan menjadi aksi kriminal. Mereka membawa sajam dan tidak segan untuk menebas siapa saja yang mengganggu. perlu bagi kalian orang dewasa dan pelajar menghindari terjadinya tawuran. Lantas apa yang harus kalian lakukan untuk meredakan maraknya aksi anarkis ini? Berikut adalah penyebab maraknya tawuran antar pelajar:
1. Kurangnya kontrol diri
Lemahnya kontrol diri dari setiap pelajar sangatlah berpengaruh dalam kasus ini. Oleh karena itu para pelajar mudah terhasut dan hanyut dalam situasi. Dengan adanya pemicu dari pihak lain, dan emosional yang menggebu-gebu pelajar akan mudah memutuskan untuk mengambil solusi dengan cara kekerasan.
2. Faktor dari luar
Dengan adanya budaya luar yang masuk melalui berbagai platform, para pelajar cenderung mengikuti apa yang menurut mereka menarik. Pada contohnya belakangan ini sangat viral aksi anarkis yang diupload melalui tiktok, youtube, dan lainya. Dengan adanya itu mereka akan terinspirasi untuk melakukan aksi yang sama seperti yang mereka sajikan.
3. kurangnya pendekatan dengan orang tua
Salah satu faktor besar dalam perkembangan pelajar adalah keaktifan orang tua. Dengan kurangnya pendekatan oleh orang tua, pelajar tidak mendapat figur orang tua yang harus memberikan wejangan berupa nilai moral dan sekaligus menjadi supporting system. Sehingga mereka tidak dapat memilah mana yang baik dan buruk.
4. Lingkungan
Setelah orang tua lingkungan juga mempengaruhi kesadaran dan emosional para pelajar. Jika pelajar dibesarkan di lingkungan yang keras, maka dia akan menjadi bibit yang keras juga. Jika pelajaran dibesarkan di lingkungan yang memiliki tindak anarkis yang tinggi, maka dia akan menjadi seorang yang anarkis.
5. Pertemanan
Walau kontrol diri yang kuat, rumah yang nyaman, keluarga yang baik, pelajar juga akan ikut aksi anarkis atau tawuran jika teman mereka ikut. Hal ini disebabkan oleh keakraban dan kesolidaritasan para pelajar yang diatas rata-rata sehingga ketika temannya disakiti maka dia akan merasa disakiti juga.
6. Kurangnya perhatian dari sekolah
Sekolah adalah rumah kedua untuk para pelajar. Jika lingkungan sekolah memperhatikan mereka dengan baik dan benar, maka para guru dan pihak sekolah dapat menekan tingkat tawuran atau perseteruan hingga ke tingkat minimum. Jikalau adanya perseteruan antara mereka, para guru dapat menjadi pihak yang akan mendamaikan mereka.
7. Ketegasan pemerintah
Kurangnya perhatian yang diberikan oleh pemerintah juga menjadi faktor utama maraknya tawuran. Jika pemerintah menetapkan program untuk para pelajar dan membuat pelajar sibuk dengan akademis mereka maka tidak ada namanya tawuran. Tak hanya itu pemerintah seharusnya melakukan penyisiran pada jam jam tertentu untuk mencegah adanya tawuran.
8. Gengsi
Ketika para pelajar memasuki ekosistem baru mereka akan memiliki standar gengsi. Terutama pada pelajar laki-laki, mereka akan mudah dihasut untuk melakukan tawuran karena memiliki gengsi yang tinggi.
9. Gagal dalam mengadaptasi
Dalam sebuah lingkungan terkadang pelajar tidak dapat menyesuaikan diri mereka dengan lingkungan. Dengan ketidakmampuan itu mereka cenderung memaksakan kehendak atau keinginan mereka dengan cara kekerasan.