Didirikan pada tahun 1994, Tugu Simpang Lima Aceh ini ternyata sudah mengalami beberapa perubahan bentuk. Nah, tugu yang ada saat ini berdiri dengan kokoh dan memiliki desain yang sangat unik dan penuh makna ini merupakan tugu yang sudah direnovasi oleh pemerintah kota setempat bersama Bank Bukopin pada tahun 2016. Dan pada tanggal 14 Mei 2017, tugu ini diresmikan kembali.
Bundaran Simpang lima ini sering menjadi lokasi unjuk rasa mahasiswa dan warga di Aceh, bahkan tugu yang terletak di jantung Kota Aceh ini turut menjadi saksi sejarah terhadap bencana tsunami Aceh yang dahsyat pada 26 Desember 2004 silam.
Dahulunya tugu ini memiliki desain tugu pada umumnya, dan seiring perkembangan dunia desain tugu ini disulap menjadi lebih kokoh dan megah. Tugu Simpang Lima Aceh ini dirancang oleh arsitek dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh ini menjadi salah satu wisata Aceh yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Terlebih saat malam hari, tugu ini menjadi sangat indah dan asri sehingga banyak yang mengunjunginya dan menjadi objek foto.
Arti Pilar dan Konsep Desain Tugu Simpang Lima Aceh
Sesuai dengan desainnya, tugu ini memiliki pilar utama yang mengacu pada Rukun Islam yang berjumlah lima. Pilar ini diambil karena Banda Aceh dikenal sebagai kota yang kental dengan ajaran Islam dan memiliki tata aturan keagamaan yang berbeda dengan daerah lainnya.
Pilar ‘Rukun Islam’ ini bentuknya menjulang ke atas dan setengah dari ‘Pintoe Aceh’ dengan tinggi hingga 14 meter. Rukun Islam menjadi ide utama dari pembangunan Tugu Simpang Lima Aceh, karena prinsip dari kota Serambi Mekkah ini adalah habluminannas dan habluminallah.
Prinsip tersebut tampak dari bentuk tugu dimana simbol habluminannas diwujudkan dengan bentuk tugu yang dapat disaksikan dari bentuk kakinya seperti transformasi yang tak berujung apabila disaksikan dari atas, sementara habluminallah diwujudkan dalam bentuk yang mengerucut ke atas.
Sementara untuk konsep dari desain wisata Aceh ini diambil dari identitas Kota Aceh sendiri yaitu hari jadi kota tersebut pada tanggal 22 April, dimana terdapat lampu taman yang berjumlah 22 buah yang menandakan tanggal serta tingkatan tugu yang berjumlah 4 tingkatan yang berarti bulan.
Bukan hanya itu, wisata Aceh satu ini memiliki eksplorasi konsep berdasarkan lokasi yang dapat Kawan saksikan secara langsung yaitu:
- Axis oriented yang berarti sumbu dengan makna sebagai wujud bentuknya Tugu Simpang Lima berupa 5 persimpangan jalan protokol di Aceh
- Urban oase yang memiliki taman kecil dan air mancur agar tempat ini menjadi sejuk.
- Multi purpose sculpture yang diwujudkan dalam bentuk mengedepankan aspek estetika dan fungsional.
Penasaran dengan landmark Kota Aceh satu ini? Yuk, kunjungi segera Tugu Simpang Lima Aceh yang penuh sejarah dan menjadi ruang publik masyarakat Aceh ini. Selain menyaksikan dan menikmati keindahan tugu ini, Kawan juga bisa menikmati beberapa kuliner khas Aceh dan oleh-oleh Aceh yang ada di sekitar tugu.
Sumber: gnfi